Saturday, February 23, 2013

Negeri yang Selalu Hujan

“Opaaa, mengapa di negeri ini selalu turun hujan,opa?” pertanyaan itu keluar dari mulut Tommy kecil. Dari sepasang mata indahnya terlihar sinar kebencian atas keadaan yang senatiasa hujan ini.

“Mari,ikut opa ke kuil. Opa akan menceritakan kepadamu tentang kisah dari raksasa perempuan yang bernama Claudia. Sekarang pakai jas hujan dan sepatu boot- mu dulu. Astaga, opa hampir lupa dengan payung opa.” ujar opa seraya berjalan cepat ke arah dapur. Setelah selesai mengunci pintu dan menutup pagar, opa pun mulai bercerita…

Alkisah,di sebuah negeri yang terletak di atas awan, hiduplah seorang raksasa perempuan yang bernama Claudia. Raksasa perempuan ini hidup berdua dengan ibunya yang cantik jelita, yang berwujud sebagai manusia sakti. Berdua mereka hidup rukun dan damai.

Pada suatu ketika,ibunya Claudia jatuh sakit. Hati Claudia pun menjadi sedih. Berbagai cara telah dilakukan oleh Claudia untuk mengupayakan kesembuhan bagi ibunya. Para tabib dan ahli penyakit dari seluruh penjuru negri di awan pun tak ada yang bisa mengobati ibunya Claudia. Semakin hari kondisi kesehatan tubuh ibunya Claudia semakin melemah. Hingga pada suatu hari,ibu pun berkata kepada Claudia yang selalu berada di sisinya.” Claudia anakku, masaku kini telah tiba. Aku harus pergi meninggalkanmu sendiri. Jangan takut anakku. Ibu kan selalu berada di hatimu selamanya. Hanya saja, ibu sekarang sudah tidak bisa mendampingimu seperti dulu lagi. Uhukkk! uhukk!”

“Ibu! Ibu bicara apa? Claudia yakin ibu akan sembuh,bu. Bertahanlah!” airmata mulai menggenangi pelupuk mata Claudia. “Sebaiknya ibu sekarang istiraha…”belum selesai Claudia berbicara, ibunya memuntahkan semua makanan yang tadi dimakannya. Diantara muntahan itu terdapat bercak darah.

“Oh anakku sayang...ingatlah selalu akan apa yang telah kuajarkan kepadamu,nak. Aku sudah tidak kuat lagi. Selamat tinggal anakku sayang.” tak lama kemudian terpejamlah kedua mata indah sang ibunda.

“ibuuuuuuuu…..!!!!” jerit Claudia sejadi-jadinya. Air mata yang sedari tadi dibendungnya kini tumpah ruah menganak sungai. Negeri awan pun berubah warna dari putih bersih menjadi kelabu.

Semenjak ibunya meninggal,Claudia terus menangis. Semua petuah ibunya dijalankannya sambil menangis. Hatinya merasa sepi yang tak terperi semenjak ditinggal mati sang ibu. Kesepian demi kesepian yang melingkupi hidup Claudia kini membuatnya tak kuasa untuk menahan tangis.

Akibatnya negeri awan yang dulunya berwarna putih, kini berubah warna menjadi kelabu kehitaman dan kedudukannya pun menjadi lebih rendah dari pada awan putih yang lain. Tak berapa lama kemudian terdengarlah bunyi guntur menggelegar disertai kilatan halilintar. Awan kelabu tadi mulai turun ke bumi berupa tetes-tetes air.

Dewa-dewa yang melihat keadaan Claudia ini menjadi tidak tega dan berkata kepada Claudia,”Apa yang kau inginkan wahai Claudia? Kami tidak mungkin mengijinkanmu untuk bersatu dengan ibumu karena kami telah berjanji kepada ibumu.”
“Wahai dewa yang kuhormati, janji apa yang telah diucapkan oleh ibu kepadamu?” Claudia merasa heran.
“Kami telah berjanji untuk tidak mempersatukan dirimu dengan ibumu sebelum tiba waktunya. Suatu saat nanti engkau pun pasti akan dipertemukan dengan ibumu lagi. Tapi untuk saat ini, kalian harus hidup terpisah. Ibumu mengatakan kalau beliau selalu menyayangimu.”
Demi mendengar kata-kata itu, Claudia pun kembali menangis.
“Wahai para Dewa,kini aku memiliki permohonan kepadamu. Biarkanlah hamba menangis seumur hidup hamba. Biar sebagai bukti kepada ibunda betapa sayangnya hamba kepada beliau. Ijinkanlah hamba menjadikan tumpahan air mata hamba ini sebagai bukti kerinduan hamba akan kasih sayang ibunda yang tak mungkin hamba dapatkan lagi.”
Dewa-dewa yang tak tega melihat keadaan Claudia itu pun mengabulkan permintaannya.

“Itulah sebabnya sejak saat itu negeri kita ini selalu turun hujan.” opa menjelaskan kepada Tommy kecil yang tengah sibuk mengelap matanya yang basah.
“Opa, apa yang dapat kulakukan untuk meringankan penderitaannya Claudia?”
“Nah,mari kita berdoa di kuil yang ada di tikungan berikut ini. Kuil ini sengaja dibangun untuk mendoakan Claudia supaya dia tidak terlalu sedih dalam menjalani hari-harinya. Opa akan ikut berdoa bersamamu. Kau sudah menyediakan uang logam yang akan kau masukkan di kolam keberuntungan,kan?” tanya opa yang disambut oleh anggukan yang bersemangat dari Tommy kecil.

2 comments:

  1. knapa jd inget wishing well yang di potluck ya? humm hmm hmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe..kapan kita kesana lagi? Gw belum masukin koin ke dalam wishing well ituh :)

      Delete